Lompat ke konten
[a Humble Request] Klik 1 unit iklan saja di halaman ini untuk menjaga blog tetap aktif dan memberikan wawasan yang berguna.

Cara Menjaga Emosi Agar Tetap Berfikir Optimal

TokoDaring.Com – Cara Menjaga Emosi Agar Tetap Berfikir Optimal. Tiga tahun #dirumahaja karena virus corona ternyata mampu membuat otak kita menjadi tidak stabil. Begini cara menjaga emosi agar tetap berfungsi optimal.

Cara Menjaga Emosi Agar Tetap Berfikir Optimal

Baca Juga :

Kebiasaan Orang Jepang Yang Patut Ditiru Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

Beberapa bulan ketika mulai kembali mengerjakan proyek, itu benar-benar menjadi situasi yang sulit bagi penulis untuk berfikir dan memecahkan masalah pekerjaan. Bagaimana tidak, otak seperti sulit untuk diajak berfikir, bahkan untuk memecahkan masalah yang beberapa tahun lalu sering dihadapi.

Ujung-ujungnya, muncul emosi karena pikiran yang tidak stabil dan cemas. Syukurlah, ternyata penulis menyadari bahwa otak mungkin mengalami ketumpulan, tapi sebenarnya masih bisa di asah agar kembali tajam.

Selain karena kemampuan berfikir yang lemah, otak kita juga seringkali terbawa emosi yang bersumber dari pikiran.

Memainkan peran pikiran

Banyak orang memiliki kesalahpahaman bahwa emosi terjadi begitu saja, bahwa kita tidak memiliki sedikitpun kemampuan untuk mengendalikan perasaan.

Dan itu meninggalkan kita pada keinginan emosi tersebut, bereaksi murni berdasarkan perasaan. Masalahnya adalah bahwa emosi bersifat sebenarnya subjektif dan biasanya tidak memungkinkan bagi kita untuk berfikir logis.

Sebeenarnya bahwa kita mampu mengelola emosi, tetapi itu dimulai dengan cara mengendalikan pikiran terlebih dulu. Setiap emosi yang kita alami berasal dari sebuah pikiran, baik yang kita sadari atau tidak disadari.

Tantangan yang paling sering kita hadapi adalah bahwa kita mampu mengenali emosi, tetapi tidak mencoba untuk mengidentifikasi pikiran apa yang telah menciptakannya.

Dalam bisnis atau dalam karir pekerjaan ini bisa sangat merugikan. Jika misalnya kita bereaksi dari sebuah emosi, keputusan yang diambil sangat mungkin adalah keputusan yang salah.

Dan itu benar-benar sangat mengganggu, karena tidak dapat memfokuskan energi dan perhatian pada tindakan yang produktif. Alih-alih berfungsi dan mendapatkan kinerja yang baik, justru sebaliknya masuk ke dalam pusaran yang membuat kita merasa di luar kendali dan justru kehabisan tenaga.

Untuk menghindari hal-hal yang mengerikan seperti di atas, ada beberapa hal yang bisa di lakukan. Begini cara menjaga emosi agar tetap dapat berfikir optimal:

Identifikasi dengan jelas emosi yang dialami

Identifikasi dengan jelas emosi yang dialami, lalu tanyakan pada diri kita apakah emosi itu sesuai dengan tujuan. Misalnya, kita mungkin mengalami tingkat kecemasan yang tinggi terkait pekerjaan dikantor.

Daripada lebih tenggelam dalam kecemasan itu, tanyakan pada diri kita apakah itu memfasilitasi tujuan untuk melakukan tugas dengan baik.

Jika emosi tidak mencapai tujuan

Jika emosi tidak mencapai tujuannya, maka coba untuk mengidentifikasi pikiran yang menciptakannya.

Pikiran yang menimbulkan kecemasan terkait pekerjaan yang membuat cemas mungkin termasuk tidak ingin membuat malu diri sendiri. Tidak ingin dianggap sebagai pecundang, atau sekadar bahwa orang akan menganggap kita bodoh.

Luangkan waktu untuk memecahkan masalah

Luangkan waktu untuk memecahkan masalah ini dengan menggantinya dengan data dan memori masa lalu. Coba ajukan pertanyaan spesifik kepada diri sendiri, mengganti pikiran yang merugikan dan memicu kecemasan dengan informasi.

Pertimbangkan juga berapa kali sebenarnya kita telah membuat keputusan-keputusan yang sukses bagi perusahaan. Misalnya, dengan lakukan pemindaian cepat terhadap resume untuk mengingatkan diri anda tentang semua pencapaian sebelumnya.

Buka juga keahlian, pelatihan, atau pendidikan yang pernah ditempuh hingga anda berfikir bahwa anda mampu mengerjakan pekerjaan ini. Anda juga dapat melibatkan orang-orang yang pernah bekerja dengan anda sebelumnya.

Itu semua harus dilakukan karena ketika anda mampu memberi otak anda bukti dan fakta bahwa anda adalah orang yang pernah bisa, Maka otak anda tidak akandipenuhi dengan ketidakpastian.

Dengan mengingatkan otak bahwa anda sebenarnya masih memiliki banyak keterampilan untuk melakukan pekerjaan apapun di bidang anda. Bahwa anda memang memiliki latar belakang yang dapat dipercaya.

Itu semua sebenarnya untuk menciptakan emosi yang selaras dengan pemikiran. Tujuannya adalah mengganti kecemasan atau rasa ketidakmampuan dengan kepercayaan diri.

Memainkan peran kata-kata

Sebagai seorang profesional, anda mungkin menyadari kekuatan dari kata-kata. Kata-kata lah yang biasanya digunakan untuk memotivasi atau melemahkan semangat.

Tetapi seberapa kuat anda sering memikirkan kata-kata yang akan digunakan untuk diri sendiri? Karena bagi banyak profesional, kata-kata yang mereka ucapkan untuk memberdayakan orang lain agar menjadi produktif, tetap tidak pernah ditujukan untuk diri mereka sendiri.

Masalahnya, sekali lagi, kata-kata sebenarnya akan menciptakan pikiran, lalu diikuti oleh emosi yang dapat merusak fungsi yang optimal. Ini mungkin jelas, misalnya anda menyebut diri sendiri dengan “idiot” karena telah membuat kesalahan.

Atau mengatakan pada diri sendiri bahwa anda “tidak sehebat yang dipikirkan orang lain”. Itu mungkin mendapati diri telah berpikir bahwa anda cenderung akan gagal pada sesuatu yang penting.

Kata-kata inilah yang menciptakan pikiran yang melemahkan, yang pada gilirannya menghasilkan emosi yang selaras dengannya.

Untuk menghindari menciptakan iklim internal dari pikiran dan emosi yang negatif, maka ganti kata-kata tekanan ini dengan kata-kata yang kuat. Pilihan kata-kata seperti “ingin” dan “akan” dapat mengubah dialog internal dan mengembalikan kendali ke tangan anda.

Melakukan dialog pada diri sendiri juga akan membantu. Misalnya “Saya akan pergi bekerja untuk berhasil pada project ini”. Apapu itu membangun kepercayaan diri membuat anda kembali dapat mengendalikan pikiran dan emosi.

Memainkan peran otak

Otak yang malas sebenarnya terjadi karena pikiran yang juga malas. Otal akan berfokus pada apa pun yang anda pikirkan.

Mengarahkan otak untuk mencari bukti dan contoh dari apa pun yang di katakan. Ketika kita berfikir “tidak bisa”, maka otak tidak akan mempu menggerakan apapun dari kita untuk bisa.

Salah satu cara mengatasinya adalah dengan menemukan perspektif yang anda inginkan. Jika Anda memberi tahu otak anda bahwa anda membenci suatu pekerjaan, otak akan mencari dan memberikan bukti mengapa anda harus merasa seperti itu.

Mungkin benar bahwa anda tidak menyukai pekerjaan itu, tetapi sebenarnya dapat memberi tahu otak bahwa anda dapat menghasilkan uang sambil mencari pekerjaan yang anda senangi.

Anda tidak harus membuat pernyataan yang tidak akurat tentang pekerjaan yang tidak disenangi kepada otak anda, tetapi sebenarnya mampu memutuskan aspek situasi mana yang menghabiskan waktu dan energi.

Strategi ini memungkinkan anda untuk berfungsi pada tingkat optimal daripada kehabisan fokus dan kekuatan.

Memainkan peran pilihan

Ketika anda misalnya mendapat tugas untuk mengerjakan sebuah proyek perusahaan, coba pikirkan apakah anda mampu untuk menyelesaikannya 100% ?

Tentu saja bisa, secara keseluruhan, anda telah membuat pilihan. Menentukan pemikiran apa yang ingin didorong untuk menciptakan emosi yang bermanfaat, yang kemudian akan membawa ke arah lebih dekat ke performa kinerja.

Kita dapat memutuskan kata-kata apa yang akan menghasilkan perilaku dan tindakan yang selaras dengan pencapaian tujuan. Strategi-strategi ini membantu otak menjadi aset terbesar pada diri anda, dan bukan hambatan terbesar.

Artikel terkait :

Related Ads: